You are currently viewing Defisiensi zat besi pada anak

Defisiensi besi pada anak adalah kondisi dimana kandungan zat besi dalam darah sangat rendah. Hal ini bisa berakibat pada kondisi anemia, demam dan pucat. Jika terjadi pada anak, kondisi tersebut sering disebut sebagai Anak dengan Defisiensi Besi (ADB).

Pengalaman kami

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman kami. Anak pertama kami saat berusia 2,5 tahun tiba-tiba suhu badannya tinggi waktu itu sekitar 38.5 dan hampir ke angka 39. Seperti biasanya saya memberikannya parasetamol, namun panasnya tidak turun. Pada hari ketiga panasnya mencapai 40 derajat celsius. Kemudian kami membawanya ke klinik dan saran dokter adalah mengambil sampel darahnya, sembari dokter memberikan pereda panas lewat anus.

Setelah hasil tes keluar, dokter mengatakan bahwa jumlah sel darah merah sedikit dan ukurannya kecil. Seperti kita tahu bahwa sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke sel-sel dalam tubuh. Oksigen ini diikat oleh hemoglobin yang komponen aktifnya adalah zat besi. Dokter mengatakan kondisi ini disebut anemia hipokromik, ya disebabkan kurang nya zat besi, mungkin ini karena memang anak saya yang pertama agak picky eater ya.

Saran dari dokter adalah perbaiki pola makan, banyak makan daging merah, konsumsi vitamin C, dan konsumsi zat besi tambahan. Tidak mudah memaksa anak yang biasanya pilih-pilih makanan untuk memakan yang kadang dia tidak suka. Tetapi ini harus dilakukan agar cepat sembuh dan membaik.

Zat besi ini sangat penting untuk menunjang kesehatan dan pertumbuhan anak. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia, akibatnya suplai oksigen ke sel-sel dalam tubuh terganggu. Padahal kita tahu oksigen berperan vital dalam respirasi seluler untuk penghasilan energi. Energi tersebut diantaranya digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak. Selain itu, apabila ini dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik bisa mengganggu fungsi normal organ.

playing ball
Defisiensi besi pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. (Sumber: “Kid playing with the ball” by Marco Verch – lisensi creative common)

 

Gejala ADB

Berikut tanda tanda atau gejala lainnya yang menunjukkan anak menderita ADB:

  1. Kulit pucat.
  2. Tidak nafsu makan.
  3. Berat badan tidak naik/sulit naik.
  4. Lemah dan lesu.
  5. Kurang aktif atau jarang main.
  6. Lidah membesar dan bengkak.
  7. Sistem imun lemah sehingga mudah sakit.
  8. Rewel

 

Makanan yang dianjurkan

Makanan yang mampu memulihkan kondisi anak ADB diantaranya:

  1. Daging sapi, kambing, ayam, atau ikan.
  2. Hati ayam dan hati sapi.
  3. Telur ayam.
  4. Sayur bayam, brokoli, kacang merah, atau kedelai.
  5. Tahu dan tempe.

Tambahan saran dari saya, setelah membaca beberapa referensi, dalam pemberian zat besi hindari konsumsi bersamaan dengan teh atau susu. Teh diketahui mengganggu penyerapan zat besi. Sedangkan kalsium pada susu akan berkompetisi dengan zat besi dalam penyerapannya. Begitu juga berlaku saat memberikan makanan yang mengandung zat besi.

Selain itu, berikan minuman atau makanan yang mengandung vitamin C, karena vitamin C dapat membantu penyerapan besi dalam tubuh. Bagi anak yang telah sembuh dari ADB berikanlah tambahan zat besi secara berkala. Sekian dulu sekelumit cerita tentang anak saya, semoga bisa memberi kita pelajaran dan manfaat.

Baca juga: Cara tepat menghadapi anak demam

 

 

Arliana Fajrin

S1 Biologi. Full mom. Owner Adagamis store dan blog Dalamrumah.

Leave a Reply